Nasaboh Ticem Dipoe U laot,

Jinging U likot Aneuk Dih Kana,

Dijak ngon Diwoe Empeun Lam Reugam,

Aci Utoh Pham Cuba Boh Makna

Silahkan jawab Hiem ini dikolom komentar

Nariet maja adalah peribahasa atau tutur kata yang sering diucapkan secara turun temurun untuk menggambarkan, menerangkan atau mengomentari sesuatu, nariet maja terkadang juga ada yang menyebutnya hadieh maja biasanya mengandung nasihat yang sangat dalam, hanya dimengerti oleh orang-orang yang memiliki akal budi yang tinggi.

Lumo grop paya, guda cot iku

Nariet maja ini biasanya ditujukan kepada orang yang sibuk mengurusi/mengerjakan urusan orang lain, sedangkan orang yang memiliki urusan hanya bersikap biasa saja. Orang seperti ini biasanya akan diberi nasihat dengan nariet maja di atas, apabila tidak diindahkan atau semua nasihat tidak masuk lagi ke hatinya, maka akan dinasihati dengan nariet maja yang lebih keras Bek lage lumo

Hampir sama dengan nariet maja ini, tetapi terkadang diucapkan dalam konteks berbeda sebuah narit maja lainnya yaitu Kagabuk ma bidan ngon ureung meulahe

Pesan dari nariet maja ini yaitu :

1. Jangan sibuk mengurusi urusan orang lain

2. Bersikap tenang dalam semua kondisi dan situasi

3. Sibukkan diri dengan sesuatu yang menjadi tanggung jawab kita

4. Jangan melangkahi orang tua, guru atau atasan dalam mengambil kebijakan/keputusan tanpa izin mereka

5. dan lain lain

Semoga artikel ini bermanfaat.

Seuleumbah-- Gampong Cot Geurundong menggelar sosialisasi pencegahan stunting sabtu (30/11/2019). Acara tersebut digelar di meunasah desa setempat.

Zulfikar, pendamping lokal desa Cot Geurundong kepada media ini mengatakan acara sosialisasi sudah dipersiapkan dua hari sebelumnya, "persiapannya dua hari, bides dan kader posyandu mempersiapkan parcel untuk peserta, dekor ruang serta pemasangan spanduk kita bantu bersama tokoh pemuda, kan tidak mungkin mereka (bides dan kader/red) yang pasang spanduk" ungkap Zulfikar

Acara berlangsung lancar dan sukses, antusiasme peserta yang hadir layak diacungi jempol, ketika pemateri sekaligus kepala puskesmas Jeumpa, Nana dhiana memberikan kuis berhadiah, para ibu-ibu berlomba untuk menjawab, membuat suasana semakin semarak.

Acara sosialisasi ini diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk pencegahan stunting antara lain dengan minum tablet penambah darah, memberikan ASI eksklusif pada anak, konsumsi makanan bergizi, imunisasi anak, minum vitamin A, dan tidak buang air besar sembarangan, intinya peduli terhadap kesehatan dan lingkungan.

Turut hadir dalam acara tersebut forkopimcam Jeumpa, Pendamping desa dan Pendamping Lokal Desa, bides serta kader posyandu

Adat deungen Qanun 

lagè kalam deungen daweut 

ohté jitron bak ujong rakam

jeut tapandang di dalam kheut 

Hukum adat adalah hukum yang tidak tertulis, sanksi yang diberikan kepada pelanggar hukum adat adalah sanksi adat atau mendapat cemoohan dari masyarakat ataupun pelaku dikucilkan bahkan bisa diusir dari suatu tempat. Hukum adat tidak tertulis seperti hukum agama ataupun hukum negara. 

Qanun adalah undang-undang tertulis, di Aceh Peraturan daerah disebut dengan Qanun, terdapat 3 tingkatan qanun di Aceh, yaitu Qanun Aceh, Qanun Kabupaten/kota, dan Qanun Gampong.

Kebiasaan masyarakat yang diturunkan secara turun temurun, dilaksanakan dan diberi sanksi adat bagi yang tidak melaksanakan disebut dengan adat, ketika kebiasaan itu dituangkan ke dalam aturan tertulis maka itu disebut dengan Qanun, karna itulah masyarakat aceh menukilkan hubungan antara adat dengan qanun seperti pulpen dengan tinta, ketika adat ditulis niscaya akan menjadi qanun.

Agama ngon Adat (agama dengan adat)

Lage zat ngon sifeut (seperti zat dan sifat)

Tawit han meulipat (dibengkok tak bengkok)

Tatarek han meu ji'eut (ditarik tak melar)

Ungkapan diatas adalah nariet maja (peribahasa) dalam bahasa Aceh, yang menggambarkan hubungan antara agama dan adat di Aceh.

Jika kita kaji lebih dalam, adat dalam masyarakat Aceh hampir semua berkaitan dengan agama, dari adat meminang, perkawinan, turun tanah bahkan sampai adat acara kematian pasti tidak bisa dipisahkan dari agama, "lage zat ngon sifeut" begitu masyarakat Aceh menggambarkan.

Dalam masyarakat Aceh juga berlaku hukum tak tertulis, jika adat bertentangan dengan agama, maka tinggalkan adat dan ambil agama, karena prinsip inilah sekarang kita tidak menemukan ada adat Aceh yang berseberangan dengan agama, karena yang bertentangan dengan agama tidak dianggap adat oleh masyarakat Aceh

Dalam blog ini nantinya akan kita kupas tuntas adat-adat Aceh yang masih dipertahankan sampai sekarang, terus pantau supaya tidak ketinggalan artikel menarik lainnya, kita tutup dengan sebuah narit maja lainnya yang tidak kalah populer di Aceh :

Adat bak po teumeuruhom

Hukom bak Syiah Kuala

Qanun bak putro phang

Reusam bak beuntara

Dana Desa (Peng gampong), pu jeut untuk tablo tanoh? untuk tajaweub pertanyaan nyo agak susah, seubab hana aturan khusus yang ato teuntang pengadaan tanoh di gampong, untuk jaweub masalah nyo yang pah sit bak mentri desa ta tanyong.

Lapangan Bola Kaki Gampong Seuleumbah

Dalam forum dan diskusi keuchik di gampong Setanggor, Lombok Tengah Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo kaleuh geutanyong le pak keuchik peukara nyan, bahkan geupeugah le pak keuchik that brat peunteng blo tanoh, kareuna kiban taneuk peugot bangunan menyo hana tanoh pat tapeudong.

"Kita mau nomor satu itu infrastruktur dulu seperti air bersih, PAUD, MCK, bangun infrastruktur yang ada pemberdayaan ekonomi seperti membangun jalan dan pasar. Kenapa melarang beli tanah masalahnya banyak," nyan ban geujaweub le pak Eko di lokasi, Hameh (25/7/2019).

Pak Eko geupeugah na saboh gampong yang hana lahan tapi meuhase meurumpok laba kareuna ureueng gampong nyan na inovasi

"Mereka cuma membersihkan kebun sawit punya Sinar Mas lalu mereka mencincang pelepah pohon sawit yang berjatuhan difermentasi menjadikannya kompos. Tahun lalu mereka produksi 3000 kompos dan berhasil mempekerjakan 500 orang. Padahal dia nggak punya tanah tergantung kreativitas masing-masing," kheun pak Eko.

Teuma menyo taneuk peugot lapangan bola kiban pak menyo hana tanoh? 

"jika ingin membangun sarana olahraga seperti lapangan bola, kepala desa bisa bekerja sama dengan empunya lahan untuk membuat lapangan futsal yang hasil untungnya bisa dibagi dua" nyan ban jawaban pak Eko

Teuma meunyo hana ureung tem peu sewa, tanoh di gampong pih hana, aneuk muda kadikarat iyu blo lapangan, kiban cara nyan pak?

"Nggak punya tanah sama sekali beli meja pingpong. Atau beli papan catur di kedai kopi bikin liga catur nanti ada penonton dan itu ekonomi berkembang, yang penting kreatif," geutamah le pak Eko, yang keu tanyo hanleuh hahahahaha.

"Bisa dibangun dari dana desa. Kalau dana desa miliaran nanti cuma beli tanah aja. Beli tanah masih belum bisa dari dana desa. Ini dibikin untuk menghindari kecurigaan juga," nyan kesimpulan pak Eko, teutap hanjeut titek.


Long   : Nyan kaleuh neubaca/neudeungo pernyataan dari pak mentri? mantong rencana nak blo tanoh?

Pakwa  : Teuma awak drokeuh na lago barosa kablo tanoh ngon peng gampong ipeugah le si wan?

Long : Ooooo nyan tanoh tambak pakwa, blo bak moto dam untuk tambak jalan

Pakwa : Teh aturan hanjeut blo tanoh?

Long : hai saknyo kaleuh geupeugah le pak mentri hanjeut blo, nyo link jih menyo han neupateh

Pakwa : Teuma tuto mentri nyan nyo aturan? bek kajak peubangai long tuha, aturan nyan beu mutuleh, hanjeut peugot aturan ngon abah, na yang meutuleh aturan hanjeut blo tanoh?

Long : Sang na pakwa, tapi bek neutanyong bak long, aci neu search ju bak google, inan na mandum, menyo hana beurarti tuwo dituleh 😓😓😓😓😓😓😓😓😓😓😓😓😓